Desa Bondalem

Komang Putri Yastrini adalah sosok inspiratif yang membawa tradisi dan kualitas dalam usaha pembuatan lamak miliknya. Usahanya dimulai jauh sebelum ia menikah dan kini dilanjutkan dengan semangat yang sama setelah menikah dan pindah ke Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng. Komang Putri Yastrini meneruskan usaha keluarga yang sudah ada sejak lama di Singaraja, menjadikan dirinya pelopor produksi lamak di Desa Bondalem. Usahanya dikenal dengan produk lamak, payasan, dan wastra berkualitas dengan sentuhan seni di dalamnya. Produk lamak ini dibuat oleh Ibu Komang, dimulai dari desain, ukuran, penjahitan, pengemasan, hingga distribusi.

Pada proses penjahitan hingga distribusi, dibantu oleh suaminya dan beberapa tenaga harian lepas yang diambil dari tetangga maupun saudaranya untuk pekerjaan tambahan yang sangat berharga bagi mereka. Lamak, sebagai salah satu sarana dalam upacara keagamaan Hindu di Bali, dalam tangan Ibu Komang, bukan hanya sebagai sarana pendukung upacara, melainkan adanya dedikasi terhadap kualitas dan ketulusan pembuatannya. Dalam proses produksinya, Komang Putri Yastrini mempekerjakan 13 tukang jahit, dengan 3 di antaranya menggunakan mesin jarit dan 10 orang menjahit dengan tangan. Sehingga, terdapat 13 orang yang berkontribusi dalam setiap tahapan produksi.

Tanpa kerakusan akan uang, Ibu dua orang anak ini, tidak mau sembarangan dalam pembuatan produknya. Produksi lamaknya dibatasi dan tidak sembarangan mempekerjakan orang, dengan alasan keahlian tenaga yang membantunya, serta konsistensi kualitas setiap produknya yang tersebar di seluruh Bali hingga luar Bali. Banyaknya minat dari toko-toko besar di Bali dan langganannya, membuat usaha rumahan satu ini tidak pernah berhenti produksi setiap harinya, apalagi menjelang hari raya keagamaan di Bali, “…ruang tamu sampai teras rumah saya, bisa penuh sama orderan. Stok-stok yang ada bisa habis bersih terjual sampai kekurangan” tuturnya.

Dalam rangka memenuhi permintaan pasar yang luas, Komang Putri Yastrini dapat memproduksi 100 set lamak dalam waktu 3 hari dengan bantuan tenaga yang terampil. Harga produk dimulai dari Rp15.000 untuk desain biasa dan Rp50.000 untuk desain terbaru asli ciptaan Ibu Komang, menjadikannya pilihan yang terjangkau dengan produk berkualitas. Ketika orderan membludak, dengan mengerahkan semua penjahit yang membantu Ibu komang, serta seorang suami dan Ibu Komang sendiri, beliau mampu memproduksi sekitar 1.300 buah lamak dalam seminggu!. Jumlah produksi yang tinggi ini menunjukkan efisiensi dan keahlian yang dimiliki olehnya dan timnya.

Komang Putri Yastrini memiliki jaringan distribusi yang luas. Ia mendistribusikan produknya dengan mengirimkan ke toko-toko langganannya. Satu toko rata-rata memesan 1000 pcs. Hal ini tidak didapatkan secara instan. Sejak tahun 2011, ia mulai berkeliling untuk menawarkan produk miliknya ke toko-toko yang ada. Meskipun ia membuat produk di Desa Bondalem, produk lamak ini tetap memiliki daya tarik yang kuat di berbagai daerah, seperti Kabupaten Tabanan. Dengan pengalaman dan dedikasi yang mendalam, Komang Putri Yastrini terus melanjutkan warisan usaha keluarga dalam industri lamak. Komang Putri Yastrini dapat menginspirasi dalam menjaga tradisi sambil berinovasi dalam menciptakan produknya.

Usaha lamak milik Komang Putri adalah contoh bagaimana tradisi dan inovasi dapat berjalan beriringan. Dengan menjaga kualitas, memperhatikan desain, dan memastikan ketersediaan produk di toko-toko, Komang Putri berhasil mengembangkan usahanya dan melestarikan warisan budaya Bali. Dedikasi dan kerja keras yang ditunjukkan oleh Komang Putri dalam usahanya ini patut diacungi jempol, menjadikannya salah satu pengusaha yang berhasil memadukan antara bisnis dan pelestarian budaya.