Desa Bondalem

Arak, minuman tradisional yang sering dikaitkan dengan berbagai budaya di Indonesia, khususnya Pulau Bali. Memiliki tempat khusus di lidah banyak orang, arak bukan hanya sekadar minuman, tetapi juga merupakan peluang usaha yang menjanjikan. Kadek Yudiarningsih, belajar membuat arak dari mertua, kini usaha rumahan di Banjar Dinas Selombo, Desa Bondalem, Buleleng berhasil mengelola bisnis araknya sendiri dengan sukses sampai keluar Jawa.

Kadek Yudiarningsih memulai perjalanan usahanya dengan mempelajari teknik pembuatan arak dari mertua. Pengetahuan ini merupakan modal awal yang sangat berharga yang tidak hanya memberikan dasar keterampilan, tetapi juga memperkenalkan Kadek pada proses tradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun yang menghasilkan citarasa asli arak Buleleng. Teknik ini melibatkan pemanfaatan kayu bakar, yang memberi cita rasa khas pada arak buatan Kadek.

Pembuatan arak oleh Kadek Yudiarningsih dilakukan dengan cara tradisional menggunakan kayu bakar. Proses ini bukan hanya mempertahankan keaslian rasa arak, tetapi juga meningkatkan kualitas minuman yang dihasilkan. Proses produksi ini memerlukan ketelatenan dan keahlian, yang diturunkan langsung dari mertua Kadek, menjadikannya produk arak yang autentik dan berkualitas.

Arak buatan Kadek Yudiarningsih dijual dengan harga yang terjangkau, yaitu sekitar Rp15.000 per botol. Harga ekonomis ini sangat diminati warga desa dan para supir dari luar pulau Bali, mencerminkan rasa dan kualitas yang ditawarkan, menjadikannya pilihan yang menarik bagi konsumen yang mencari arak berkualitas dengan harga yang ramah di kantong masyarakat.